Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Seberapa Dekat Kita dengan Gadget?

Gambar
Perkembangan teknologi memang berjalan begitu pesat. Tentu, sebagian dari kita mungkin masih ingat dengan gadget (read: handphone) pertama kali muncul dengan fitur yang hanya mengandalkan "yang penting bisa untuk SMS dan telpon". Sepertinya hal itu terjadi belum terlalu lama untuk kita ketahui. Lalu, bagaimana dengan sekarang?  Indonesia sudah memasuki era industri 4.0, itu artinya teknologi sudah semakin pesat perkembangannya, hingga bermunculan berbagai istilah yang menggambarkan kondisi saat ini, baik dari segi teknologi maupun segi generasi.  Gadget bukanlah sebagai sesuatu yang wah untuk dimiliki, bahkan beberapa orang sudah menetapkan gadget sebagai kebutuhan yang pokok dalam hidupnya. Layar kotak itu telah mampu menghipnotis banyak orang untuk selalu bergantung dengannya. Memang, banyak hal positif yang bisa kita ambil dari fenomena ini, salah satunya adalah mendekatkan seseorang yang jauh. Cukup dengan klik send, maka seketika itu pesan kita sudah melunc...

KECEMASAN MATEMATIKA (Math Anxiety)

Gambar
Kecemasan matematika adalah perasaan cemas atau   takut yang menimbulkan ketidak-tenteraman hati dalam hubungan dengan kegiatan-kegiatan matematika, misalnya kegiatan belajar-mengajar matematika, atau rasa cemas dalam mengikuti tes matematika. Freedman (2001, dalam Johnson, 2003:5) mendefinisikan kecemasan matematika sebagai   " an emotional reaction to mathematics based on past unpleasant experience which harms future learning ". Jadi kecemasan matematika merupakan reaksi emosional siswa berdasarkan pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya, yang mengganggu proses belajar selanjutnya. Jika sebelumnya siswa memeperoleh hasil belajar yang baik maka kemungkinan ia terhindar dari rasa cemas yang berlebihan. Sebaliknya jika sebelumnya siswa memperoleh hasil belajar yang buruk, maka kemungkinan besar pada usaha belajar matematika selanjutnya ia mengalami tingkat kecemasan yang besar. Kecemasan matematika bisa menjadi fenomena umum dan menjadi hambatan dalam usaha belajar...

Matematika sebagai Ilmu Deduktif

MATHEMATICS AS A DEDUCTIVE SCIENCE In process of mathematics must be deductive not be inductive. Although in helping the beginner learners of mathematics is often required some examples to make them understand about the subject. When looking for the truth of the mathematics, it is contrast to seek the truth from the other sciences. For example, in natural science. The methods that are used to prove the truth of mathematics is a deductive science, so it can be concluded that the mathematics is not obtained by conducting experiments. In several occasions, to seek the truth of mathematics can be started by inductive but for the next step the truth must be proven deductively. The mathematics theormscan not be accepted before proving it deductively. For example : The sum of two odd numbers is an even number. + 1 3 5 -7 9 1 3 5 -7 9 2 4 6 -6 10 4 6 8 -4 12 6 8 10 -2 ...

How do you think about Long-term Memory?

1.       Types of knowledge stored in long term memory              Long term memory (LTM) is a more permanent, apparently limitless store, containing all our knowledge of the world and memories of the past. Information can be difficult to retrieve from long term storage – retrieval cues need to closely match the way the memory was encoded into LTM. The kind of memory involved in these situations is long-term memory , information that is acquired in the course of an experience and that persists so that it can be retrieved long after the experience is past. As we will see, some forms of long-term memory can be consciously retrieved, so that we can use our remembrance of things past to guide present thought and action. William James (1890) described this kind of memory as “the knowledge of a former state of mind after it has once dropped from consciousness.” By contrast, other forms of long-term memory in...

OBJEK FILSAFAT

Gambar
Objek filsafat dari dirimu adalah ada dan yang mungkin ada. Di dalam dirimu objke filsafat terbagi menjadi menjadi dua bagian yaitu dalam pikiran dan di luar pikiran. Ideal merupakan sifat dari objek filsafat yang ada di dalam pikiran. Oleh karena itu muncul aliran idealisme yang di bawa oleh ilmuwan Plato. Sedang di luar pikiran memiliki sifat real (aliran realisme yang dibawa oleh Aristoteles. Apa yang ada di dalam pikiran itu bersifat tetap, dan imajiner. Sebaliknya, apa yang ada di luar pikiran kita bersifat kenyataan dan konkret sebagai dunia yang kita hadapi. Pikiran yang abstrak melahirkan logika yang bersifat konsisten sehingga pemikiran   menjadi berdasarkan rasio (rasionalisme). Hal ini terbalik dengan kondisi di luar pikiran yang mengandalkan pengalaman serta bersifat empiris. Oleh karenanya konsep prinsip dan bayangan menempati pada posisi di dalam pikiran dan di luar pikiran. Atau dapat dikatakan bahwa dalam pikiran untuk hal-hal yang bersifat akhirat (abadi) sedan...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Gambar
Secara umum, kualitas hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa), dan faktor eksternal (faktor dari luar siswa). Syah (2011: 130) menambahkan faktor pendekatan belajar ( approach to learning ) setelah   faktor internal dan faktor eksternal. a.        Faktor Internal 1.     Aspek Fisiologis Aspek fisiologis yang dimaksud adalah kondisi umum jasmani siswa, seperti kesehatan indera pendengar dan penglihatan yang berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang disajikan di kelas. 2.     Aspek Psikologis Aspek psikologis juga memiliki pengaruh terhadap kualitas dan kuantitas belajar siswa pada materi yang disajikan di kelas. Menurut Syah (2011: 148) di dalam aspek psikologis terdapat beberapa faktor, yaitu tingkat kecerdasan/inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa....

PENGERTIAN BELAJAR

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dapat dilakukan di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun. Belajar tidaklah dibatasi oleh materi dalam suatu mata pelajaran maupun konteks keilmuan secara formal di sekolah. Santrock (2011: 60) mengartikan belajar sebagai suatu perubahan kepribadian diri yang merupakan pola baru berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau pengertian.   Hal ini menunjukkan bahwa belajar tidak terbatas oleh konteks pengetahuan yang diperoleh di sekolah, melainkan pengetahuan yang membentuk kepribadian seseorang. Dalam perspektif teori kognitif, belajar dapat diartikan sebagai peristiwa mental, bukan peristiwa perilaku meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Belajar tidak selalu terlihat dengan adanya tingkah laku yang tampak, tetapi dapat berupa perubahan persepsi dan pemahaman. Menurut Suyono (2001: 9) belajar adalah sua...

ILMU PENDIDIKAN KARAKTER

Gambar
Pendidikan   berperan   penting   untuk   memajukan   peradaban   manusia. Sepanjang sejarahnya, di seluruh dunia ini, pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia yang baik (good). Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan demikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan di mana pun. Karena itulah diperlukan pendidikan yang dapat menghasilkan seseorang bertingkah laku baik. ·          Kurikulum mengacu pada pembelajaran akademik Ada kecenderungan proses pendidikan   di   sekolah   diwarnai   oleh   penggunaan kurikulum sarat beban ya...

MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN

1.       Konsep Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan adalah semua barang bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan suatu kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian, menurut Tatang (2013: 76), apabila sarana dilihat dari fungsinya atau perananya dapat dibedakan menjadi: alat pelajaran, alat peraga dan media pembelajaran. Prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek ketrampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, pasarana yang keberandaanya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contoh dari prasarana yang kedua ini adalah ruang kantor, ruang kepala sekolah, ruang guru, kamar kecil, dan kantin sekolah. Wahyuningrum (2004: 5), juga membedakan fasilitas menjadi 2 bagian ya...