Cinta itu Suci
Cinta memang masih terlalu abstrak untuk didefinisikan. Secara sederhana mereka memaknai cinta sebagai ungkapan rasa senang terhadap orang lain atau yang mereka sebut sebagai pacar. Namun, apakah cinta selalu harus diungkapkan? Menurutku tidak, kenapa? Layaknya ibu kepada anaknya, tak ada yang memungkiri bahwa ibu pastilah mencintai anaknya. Tak ada ibu satupun yang tidak cinta ada anaknya. Namun, apakah ibu setiap hari, setiap jam, atau bahkan setiap menit selalu mengatakan bahwa 'aku cinta padamu, Nak.' Cinta yang sesungguhnya kerap kali menjadi penyalahmaknaan. Kalau kita menitik pada cintanya ibu pada seorang anak, bukankah ibu tidak pernah sama sekali menyakiti anaknya, melukai? Yang terjadi bahkan sebaliknya, ibu akan merawat, menjaga anaknya dengan penuh rasa cinta. Begitu pun cinta yang kita tujukan pada seseorang yang kita suka. Cinta yang harusnya bersemi adalah cinta yang menjaga(suci), bukan cinta yang menodai. Cinta yang tertuju seharusnya membuat orang yang kita cinta menjadi diri yang terbaik, bukan diri yang semakin rendah dengan mengatasnamakan cinta. Cinta itu menjaga, terburu buru adalah nafsu. Janganlah sesekali mendampingi nafsu sebagai landasan rasa cinta. Kalaupun kita cinta pada seseorang, bukankah kita ingin orang yang kita cinta akan senantiasa baik baik saja tanpa kurang suatu apapun? Maka, cinta itu menjaga, dan jagalah cinta agar ia tetap bersemi sebagai cinta yang menjaga.
Komentar
Posting Komentar